Tujuan penulisan surat ini adalah untuk mempersiapkan para pemimpin atau pelayan jemaat menghadapi tantangan pelayanan serta memberikan nasihat dan dukungan di tengah ancaman ajaran sesat dan penganiayaan.
Timotius dan para pemimpin atau pelayan jemaat lainnya diajak untuk tetap setia dalam pelayanan, berpegang pada ajaran yang benar, dan terus memberitakan Injil tanpa henti.
Surat ini tidak hanya bersifat pribadi, tetapi juga sangat teologis, dengan fokus utama pada pentingnya menjaga, menderita demi melanjutkan dan mewartakan Injil Yesus Kristus.
Teks 2 Timotius 4:1-8, merupakan pesan kepada Timotius dengan urgensi dan keseriusan yang mendalam.
Penulis membuka pesannya dengan mengingatkan Timotius bahwa ia berbicara di hadapan Allah dan Kristus Yesus, yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati (ayat 1).
Konteks penghakiman ini menekankan bobot dari pesan ini dan pentingnya ketaatan Timotius.
Penulis kemudian memberikan serangkaian perintah kepada Timotius yang mencakup inti dari tanggung jawab pelayanannya.
Ia mendesak Timotius untuk memberitakan firman dengan siap sedia (ephistemi), baik dalam situasi yang menguntungkan maupun tidak (ayat 2).
Timotius harus selalu siap untuk menyampaikan kebenaran Alkitab, tanpa memandang apakah orang-orang ingin mendengarnya atau tidak.
Selain itu, Timotius diminta untuk menegur, menasihati, dan memperingatkan dengan segala kesabaran (pasē makrothumia, kesabaran/ketabahan total) dan pengajaran (didakhe).