“Turun langsung ke lapangan bersama tokoh agama untuk berdiskusi dengan masyarakat, menunjukkan bahwa partisipasi aktif warga negara dalam mitigasi, respons, serta pemulihan bencana adalah wujud implementasi bela negara,” ujarnya.
Maurits Mantiri menjelaskan bahwa implementasi bela negara dalam penanganan bencana mencakup berbagai aspek.
“Yakni kesadaran dan edukasi, kesiapsiagaan dan mitigasi, respons cepat dan efektif, pemulihan pasca bencana, partisipasi dalam pembangunan berkelanjutan, pembentukan jaringan dan kerjasama, serta gotong royong atau kerja malendong yang lahir dari rasa kesetiakawanan sosial,” terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP) dalam manajemen risiko bencana.
“Bela negara adalah salah satu kekuatan utama kita. Jangan anggap remeh data karena sangat penting untuk diagnosis dan pengobatan penyakit. Di Bitung, kami telah mengintegrasikan BPJS dalam KTP sakti untuk memudahkan akses layanan kesehatan,” kata Maurits Mantiri.
Dikatakan pula, bahwa saat terjadi bencana, harus ada payung hukum yang fleksibel, bahkan pada hari libur.