Apa yang disampaikan Yesus Kristus supaya dijalani oleh murid-murid-Nya adalah sesuatu yang Ia sendiri alami.
Penyangkalan diri adalah keharusan bagi yang akan menjadi murid-Nya. Berani berkata ya kepada Yesus Kristus dan tidak kepada diri sendiri.
Murid-Nya hams mengatakan tidak kepada hasrat keduniawian yang merusak kehidupan.
Dengan demikian menyangkal diri berarti mengutamakan kepentingan Bapa di atas segala kepentingan pribadi, sama seperti teladan Yesus, “… tetapi bukan kehendak-Ku melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Lukas 22:42).
Memikul Salib adalah kepatutan yang hams dilakukan oleh murid-murid-Nya.
Penderitaan karena memikul salib adalah risiko yang hams ditanggung sebagai tanda kesungguhan berkorban, menderita dan mati demi kesetiaan kepada Yesus Kristus.
Salib itu yang akan membawa pada kemuliaan, sebab tidak ada pengampunan dan kemenangan tanpa salib.
Dengan demikian menyangkal diri dan memikul salib adalah kekuatan bukan kelemahan.
Mereka yang menolak untuk hidup sesuai petunjuk dan kehendak-Nya akan kehilangan banyak hal dan menerima hukuman kekal.
Inilah yang dimaksudkan Yesus Kristus ketika ia berkata: “Karena siapa yang rnau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya”.